Sejak ribuan tahun lalu, manusia telah memandang emas bukan sekadar logam berkilau, tetapi simbol kekuatan, kekayaan, dan stabilitas. Perjalanan emas sebagai alat tukar hingga menjadi instrumen lindung nilai modern adalah salah satu perjalanan ekonomi paling panjang dalam sejarah.
Di era sekarang, banyak orang mengenal emas sebagai investasi aman. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa kedudukan emas sebagai aset bernilai sudah dimulai jauh sebelum dunia mengenal sistem keuangan modern. Berikut perjalanan menarik “emperium emas” dari zaman kuno hingga era digital saat ini.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa peradaban Mesir Kuno, Lydia, Yunani, hingga Kekaisaran Romawi sudah menggunakan emas sebagai alat tukar lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Koin emas kala itu dicetak dengan lambang kerajaan sebagai garansi bahwa koin tersebut memiliki nilai yang jelas dan dipercaya masyarakat luas.
Keunggulan utama emas sebagai mata uang adalah:
Inilah yang membuat emas diakui sebagai bentuk kekayaan universal oleh banyak kerajaan pada masa itu.
Memasuki abad ke-19, negara-negara besar mulai menggunakan Gold Standard, sistem keuangan di mana nilai mata uang suatu negara dijamin dengan cadangan emas yang mereka miliki. Artinya, setiap lembar uang kertas bisa ditukar kembali menjadi emas sesuai nilai yang ditetapkan pemerintah.
Sistem ini membuat perdagangan internasional lebih stabil karena nilai mata uang menjadi jelas dan tidak bisa dengan mudah dimanipulasi. Namun, setelah Perang Dunia I dan krisis ekonomi global, banyak negara mulai meninggalkan Gold Standard karena sistem tersebut dianggap membatasi kebijakan ekonomi mereka.
Amerika Serikat akhirnya menghentikan penukaran dolar terhadap emas pada tahun 1971—sebuah titik balik besar yang menandai berakhirnya era emas sebagai dasar nilai uang modern.
Meski tidak lagi menjadi standar mata uang, emas tetap menempati posisi penting dalam ekonomi global. Alasannya sederhana: emas sulit terdepresiasi, persediaannya terbatas, dan nilainya tidak terpengaruh langsung oleh keputusan politik atau gejolak pasar.
Itulah alasan emas sekarang dikenal sebagai safe haven, yaitu instrumen yang menjaga nilai kekayaan ketika:
Bank sentral dunia pun masih menyimpan emas sebagai cadangan kekayaan nasional karena daya tahannya terhadap krisis.
Berbeda dari masa lalu ketika emas hanya dimiliki kerajaan atau pedagang besar, kini masyarakat umum bisa menjadikan emas sebagai bagian dari strategi keuangan pribadi.
Emas mudah dimiliki, mudah diuangkan, dan yang terpenting: harga emas cenderung naik dalam jangka panjang, mengikuti naiknya biaya hidup dan melemahnya nilai mata uang.
Dengan kemajuan teknologi, masyarakat kini dapat memantau pergerakan harga, menjual emas secara online, hingga menikmati layanan cepat tanpa harus datang ke toko.
Jika kamu ingin memaksimalkan peluang dari naik-turunnya harga emas, Goemas menyediakan fitur yang membuat pengalaman jual emas lebih nyaman dan cerdas.
Set target harga, dan Goemas akan memberi tahu saat harga menyentuh angka yang kamu inginkan.
Cocok untuk kamu yang ingin mengambil momen beli atau momen jual secara tepat.
Kini, mengelola emas jadi semakin mudah dan efisien.
Perjalanan emas dari mata uang kerajaan kuno hingga menjadi aset safe haven modern membuktikan satu hal: emas tidak pernah kehilangan relevansinya. Perubahan sistem keuangan global justru memperkuat posisi emas sebagai pelindung nilai kekayaan jangka panjang.
Di era digital, kamu bisa memanfaatkan perjalanan historis emas ini dengan cara yang lebih cerdas dan praktis melalui Goemas.
Pantau harga emas dengan Gold Alert, dan jual emas kapan saja dari rumah lewat Goemas EXPRESS.
Download aplikasi Goemas sekarang dan rasakan pengalaman jual emas paling praktis di Indonesia!